Liputan6.com, Serang: Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banten, baru-baru ini, badai tropis Anggrek akan melanda kawasan Samudra Hindia, khususnya perairan barat daya Jawa dan Sumatra. Badai ini berupa terjangan angin kencang serta gelombang tinggi hingga lima meter.
Badai tropis Anggrek mulai terbentuk sejak awal November ini, bahkan sekarang sudah memasuki fase puncak. Kedatangan badai Anggrek ditandai dengan perubahan kecepatan angin. Kecepatan angin normal berada di bawah 15 knot, kini bisa mencapai 25 hingga 50 knot atau 50 sampai 100 kilometer per jam.
Badai tropis Anggrek dipastikan akan mengganggu transportasi laut dan udara ke wilayah Mentawai dalam beberapa hari. Pergerakan badai yang akan menuju Selat Sunda juga dinilai dapat membahayakan aktivitas nelayan serta pelayaran antarpulau Jawa-Sumatra dari Pelabuhan Merak-Bakauheni.
Administrator Pelabuhan Merak serta petugas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) sejak kemarin telah menghentikan pelayaran kapal cepat Merak-Bakauheni. Sedangkan aktivitas pelayaran Jawa-Sumatra akan dilayani feri.
Untuk menghindari hal buruk, pihak ASDP Merak terus berkordinasi dengan BMKG Banten. Bahkan, petugas sewaktu-waktu akan menghentikan pelayaran Kapal Roro jika dianggap berbahaya.(IDS/ANS)