Daan Mogot, Pahlawan Berumur 17 Tahun


Penduduk Jakarta pasti sudah pernah mendengar nama sebuah jalan bernama Daan Mogot. Jalan yang terbentang dari perempatan Grogol hingga Tangerang. Tapi apakah banyak yang sadar bahwa nama jalan Daan Mogot itu berasal dari sebuah nama seorang pemuda?
Pemuda belia itu bernama Elias Daniel Mogot. Daan Mogot adalah nama populer Elias Daniel Mogot. Pemuda ini cukup mengagumkan. Bayangkan ketika anak-anak saat ini yang berumur 14 tahun masih doyan main playstation ataupun ber-FB ria, ternyata saat umur 14 tahun Daan Mogot sudah ikut berperang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih6azGAMEHJ7Oq03WXUyQCtdAEfYJDVs5qaYhs5hh_LVg8EgLsVRk7Aj-xmW16RnBLdQddg22wsDsR6gxC9q9OS4EaZkDtnjSU_jXKGDT9FgDLCLmeCgXLQsflT6Ctr7BfofK4PdWlrI4/s1600/Daan_E_Mogot.jpg
Pemuda kelahiran Manado, 28 Desember 1928, ini dibawa oleh orang tuanya ke Batavia (Jakarta) saat berumur 11 tahun. Daan Mogot adalah anak dari pasangan Nicolaas Mogot dan Emilia Inkiriwang. Ayahnya ketika itu adalah Hukum Besar Ratahan. Ia anak kelima dari tujuh bersaudara. Saudara sepupunya antara lain Kolonel Alex E. Kawilarang (Panglima Siliwangi, serta Panglima Besar Permesta) dan Irjen. Pol. A. Gordon Mogot (mantan Kapolda Sulut). Di Batavia, ayahnya diangkat menjadi anggota VOLKSRAAD (Dewan Rakyat masa Hindia-Belanda). Kemudian ayahnya diangkat sebagai Kepala Penjara Cipinang.
Di umur 14 tahun (tahun 1942) Daan Mogot masuk PETA (Pembela Tanah Air) yaitu organisasi militer pribumi bentukan Jepang di Jawa, walaupaun sebenarnya ia tak memenuhi syarat karena usianya belum genap 18 tahun. Oleh prestasinya yang luar biasa ia diangkat menjadi pelatih PETA di Bali. Kemudian dipindahkan ke Batavia.
Saat kejatuhan Jepang dan selepas Proklamasi 1945, Daan Mogot bergabung dengan pemuda lainnya mempertahankan kemerdekaan dan menjadi salah seorang tokoh pemimpin Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pangkat Mayor. Uniknya saat itu Daan Mogot baru berusia 16 tahun namun sudah berpangkat Mayor.
Malang tak dapat ditolak, saat ia berjuang membela negeri ini, ayahnya tewas dibunuh oleh para perampok yang menganggap “orang Manado” (orang Minahasa) sebagai londoh-londoh (antek-antek) Belanda. Kesedihannya itu ia sampaikan pada sepupunya Alex Kawilarang.
“Banyak benar anarki terjadi di sini,” kata Alex Kawilarang.
“Memang, itu yang mesti torang bereskan. Oleh karena itu, senjata harus berada di torang pe tangan” kata Daan Mogot. “Torang, orang Manado, jangan berbuat yang bukan-bukan. Awas, hati-hati! Torang musti benar-benar menunjukkan, di pihak mana kita berada.”
Daan Mogot berkeinginan mencurahkan pengetahuannya, apa yang dulu didapatkannya saat masih dibawah PETA. Ia ingin mendidik para pemuda yang mau menjadi tentara. Dan keinginan besarnya itu akhirnya terwujud dengan berdirinya Akademi Milter di Tangerang 18 November 1945 bersama Kemal Idris, Daan Yahya dan Taswin. Dan Daan Mogot diangkat menjadi Direktur Militer Akademi Tangerang (MAT) saat ia berusia 17 tahun dengan calon Taruna pertama yang dilatih berjumlah ada 180 orang.
Hutan Lengkong – Serpong Tangerang
Pada tanggal 30 November 1945 dilakukan perundingan antara Indonesia dengan delegasi Sekutu. Indonesia diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Agoes Salim yang didampingi oleh dua dua perwira TKR yaitu Mayor Wibowo dan Mayor Oetarjo. Sedangkan pihak Sekutu (Inggris), Brigadir ICA Lauder didampingi oleh Letkol Vanderpost (Afrika Selatan) dan Mayor West.
Pertemuan yang merupakan Meeting of Minds, menghasilkan ketetapan tentang pengambil-alihan primary objectives tentara Sekutu oleh TKR yang meliputi perlucutan senjata dan pemulangan 35 ribu tentara Jepang yang masih di Indonesia, pembebasan dan pemulangan Allied Prisoners of War and Internees (APWI) yang kebanyakan terdiri dari lelaki tua, wanita, dan anak-anak berkebangsaan Belanda dan Inggris sebanyak 36 ribu.
Berdasarkan kesepakatan 30 November 1945, tentara Sekutu tidak lagi memiliki alasan untuk memasuki wilayah kekuasaan Indonesia maupun menggunakan tentara Jepang untuk memerangi Indonesia dengan dalih mempertahankan status quo pra- Proklamasi. Perintah itu disampaikan oleh pihak Sekutu kepada Panglima Tentara Jepang Letjen Nagano.

Sekitar tanggal 5 Desember 1945 ditegaskan oleh Kolonel Yashimoto dari pimpinan tentara Jepang kepada pimpinan Kantor Penghubung TKR di Jakarta cq Mayor Oetarjo bahwa para komandan tentara Jepang setempat sesuai dengan keputusan pimpinan tentara Sekutu, telah diperintahkan tunduk kepada para komandan TKR setempat yang bertanggung jawab atas pemulangan mereka.
Namun pada tanggal 24 Januari 1946, Daan Mogot mendengar pasukan NICA Belanda sudah menduduki Parung. Dan bisa dipastikan mereka akan melakukan gerakan merebut senjata tentara Jepang di depot Lengkong.
Ini sangat berbahaya karena akan mengancam kedudukan Resimen IV Tangerang. Untuk mendahului jangan sampai senjata Jepang jatuh ke tangan sekutu, berangkatlah pasukan TKR dibawah pimpinan Mayor Daan Mogot dengan berkekuatan 70 taruna Militer Akademi Tangerang (MAT) dan delapan tentara Gurkha pada tanggal 25 Januari 1946 lewat tengah hari sekitar pukul 14.00. Ikut pula bersamanya beberapa orang perwira seperti Mayor Wibowo, Letnan Soebianto Djojohadikoesoemo dan Letnan Soetopo.
Dengan mengendarai tiga truk dan satu jip militer hasil rampasan dari Inggris, para prajurit berangkat dan sampai di markas Jepang Lengkong pukul 16.00 WIB. Di depan pintu gerbang, truk diberhentikan dan pasukan TKR turun. Mereka memasuki markas tentara Jepang dengan Mayor Daan Mogot, Mayor Wibowo, dan taruna Alex Sajoeti (fasih bahasa Jepang) berjalan di depan. Pasukan taruna diserahkan kepada Letnan Soebianto dan Letnan Soetopo untuk menunggu di luar.
Kapten Abe, dari pihak Jepang, menerima ketiganya di dalam markas. Mendengar penjelasan maksud kedatangan mereka, Kapten Abe meminta waktu untuk menghubungi atasannya di Jakarta. Ia beralasan bahwa ia belum mendapat perintah atasannya tentang perlucutan senjata. Saat perundingan berjalan, ternyata Lettu Soebianto dan Lettu Soetopo sudah mengerahkan para taruna memasuki sejumlah barak dan melucuti senjata yang ada di sana dengan kerelaan dari anak buah Kapten Abe. 40 orang Jepang telah terkumpulkan di lapangan.

Namun entah mengapa, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan yang tidak diketahui dari mana asalnya. Disusul tembakan dari tiga pos penjagaan bersenjatakan mitraliur yang diarahkan kepada pasukan taruna yang terjebak. Tentara Jepang yang berbaris di lapangan ikut pula memberikan perlawanan dengan merebut kembali sebagian senjata mereka yang belum sempat dimuat ke dalam truk milik TKR.
Terjadilah pertempuran yang tak seimbang, apalagi pengalaman tempur dan persenjataan para Taruna tak sebanding dsengan pihak Jepang. Taruna MAT menjadi sasaran empuk, diterjang oleh senapan mesin, lemparan granat serta perkelahian sangkur seorang lawan seorang.
Ketika mendengar pecahnya pertempuran, Mayor Daan Mogot segera berlari keluar meninggalkan meja perundingan dan berupaya menghentikan pertempuran namun upaya itu tidak berhasil. Mayor Daan Mogot bersama beberapa pasukannya menyingkir meninggalkan asrama tentara Jepang, memasuki hutan karet yang dikenal sebagai hutan Lengkong.

Namun Taruna MAT yang berhasil lolos menyelamatkan diri di antara pohon-pohon karet mengalami kesulitan menggunakan karaben Terni yang dimiliki. Sering peluru yang dimasukkan ke kamar-kamarnya tidak pas karena ukuran berbeda atau sering macet. Pertempuran ini tidak berlangsung lama, karena pasukan itu bertempur di dalam perbentengan Jepang dengan persenjataan dan persediaan peluru yang amat terbatas.
Dalam pertempuran, Mayor Daan Mogot terkena peluru pada paha kanan dan dada. Tapi ketika melihat anak buahnya yang memegang senjata mesin mati tertembak, ia kemudian mengambil senapan mesin tersebut dan menembaki lawan sampai ia sendiri dihujani peluru tentara Jepang dari berbagai penjuru.
Monumen Lengkong
Dari pertempuran di hutan Lengkong, 33 taruna dan 3 perwira gugur serta 10 taruna luka berat. Mayor Wibowo bersama 20 taruna ditawan, hanya 3 taruna, yaitu Soedarno, Menod, Oesman Sjarief berhasil meloloskan diri dan tiba di Markas Komando Resimen TKR Tangerang pada pagi hari.
Pasukan Jepang selanjutnya bertindak penuh kebuasan. Mereka yang telah luka terkena peluru dan masih hidup dihabisi dengan tusukan bayonet. Ada yang tertangkap sesudah keluar dari tempat perlindungan, lalu diserahkan kepada Kempetai Bogor. Beberapa orang yang masih hidup (walau mereka dalam keadaan terluka) dipaksa untuk menggali kubur bagi teman-temannya.
Tanggal 29 Januari 1946 di Tangerang diselenggarakan pemakaman kembali 36 jenasah yang gugur dalam peristiwa Lengkong disusul seorang taruna Soekardi yang luka berat namun akhirnya meninggal di RS Tangerang. Mereka dikuburkan di dekat penjara anak-anak Tangerang. Hadir pula pada upacara tersebut Perdana Menteri RI Sutan Sjahrir, Wakil Menlu RI Haji Agoes Salim yang puteranya bernama Sjewket Salim ikut gugur dalam peristiwa tersebut beserta para anggota keluarga taruna yang gugur. Dan bagi R.Margono Djojohadikusumo, pendiri BNI 1946, ia kehilangan dua putra terbaiknya yaitu Letnan Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna R.M. Soejono Djojohadikoesoemo (keduanya paman dari Prabowo Subianto).
Untuk mengenang jasa-jasanya, pemerintah Indonesia kemudian mengangkat Daan Mogot sebagai pahlawan nasional. Namanya juga diabadikan menjadi nama Jalan yang menghubungkan Jakarta dengan Tangerang. Jalan Ini memiliki sahabat setia yaitu Kali Mookervaat.
Daan Mogot tutup usia pada tanggal 25 Januari tahun 1946. Hanya sempat merasakan sebulan hidup di usia 17 tahun atau dikenal sebagai saat sweet seventeen saat ini. Mungkin bagi anak muda akan diperingati sebagai masa yang indah, namun bagi Hadjari Singgih, pacar Mayor Daan Mogot, adalah sebuah pengorbanan yang sangat berarti bagi negeri ini. Kado yang terindah darinya adalah dengan memotong rambutnya yang panjang mencapai pinggang dan menanam rambut itu bersama jenasah Daan Mogot.
Kini di antara kemewahan kawasan Serpong, Tangerang Selatan, “terselip” sebuah sejarah bernilai tinggi bagi Republik Indonesia. Sebuah rumah tua, bekas markas serdadu Jepang di Desa Lengkong, menjadi saksi “Pertempuran Lengkong.” Di sebelah kanan rumah itu berdiri sebuah monument yang dibangun sejak tahun 1993. Terukir sejumlah nama taruna dan perwira yang gugur dalam peristiwa heroik yang itu. Namun yang patut disayangkan adanya perbedaan antara museum Lengkong dengan obyek-obyek sejarah lainnya di Tanah Air ini.
Museum dan Monumen Lengkong bukanlah salah satu sarana obyek wisata yang bisa dikunjungi oleh masyarakat luas. Pemanfaatannya hingga saat ini hanya sekedar tempat peringatan peristiwa pertempuran. Sehingga banyak dari masyarakat sekitar yang tidak tahu akan keberadaan bangunan historis tersebut. Apalagi seharusnya di museum terpampang foto-foto perjuangan para taruna militer di Indonesia beserta akademinya, namun sayang sekali foto-foto bersejarah tersebut kini berada di Akademi Militer Tangerang dan akan dipasang kembali tiap tanggal 25 Januari dalam upacara peringatan peristiwa Pertempuran Lengkong.
Kisah kepahlawanan Daan Mogot menjadi tamparan bagi kita, saat usia muda ia telah berbakti untuk negerinya. Seharusnya kita terus kabarkan, agar para pemuda tahu bahwa sejarah negeri ini bermula dari kaum pemuda. Agar para orang pemimpin negeri ini tak memandang remeh pada jeritan kaum muda. Simak dan renungkan, apa yang terukir di pintu gerbang Taman Makam Pahlawan Taruna, Tangerang.
Kami bukan pembina candi
Kami hanya pengangkut batu
Kamilah angkatan yg mesti musnah
Agar menjelma angkatan baru
Di atas kuburan kami telah sempurna
(Sebuah sajak Henriette Rolang Holst ditemukan di saku Lettu Soebianto Djojohadikusumo. Sajak itu tertulis dalam bahasa Belanda dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Rosihan Anwar).(BeritaUnik)

Sumber bacaan : Wikipedia, Kemal Idris : “Bertarung Dalam Revolusi”, Peristiwa Heroik Lengkong, glowupmagazine, Edi Santana Sembiring (Kompasiana)

5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Gorengan

Perhatikan hal-hal berikut sebelum Anda membeli gorengan di suatu tempat atau di penjual gorengan keliling. Salah-salah Anda akan terkena penyakit jika tidak memperhatikannya.
Berikut hal yang harus diperhatikan:

1.Kualitas Bahan:
Saya tidak tahu bagaimana proses persiapan hingga pengolahannya. Misalnya, apakah bahan-bahan mentahnya berkualitas, apakah sayur yang dibuat untuk bala-bala/bakwan bukan sayur sortiran yang sebagian sudah rusak? Apakah tepung terigu yang digunakan diayak dulu atau tidak?
Sebab, kalau tidak diayak, biasanya ada ulat atau kutunya. Terus, sayur atau singkongnya dicuci dulu apa tidak sebelum dimasak? Apalagi kalau dia menyiapkan semuanya di gerobaknya, dengan persediaan air bersih terbatas, tentu dia mencuci secara asal-asalan atau tidak mencuci sama sekali.

2.Minyak Goreng:
Sudah jadi rahasia umum kalau tukang gorengan di pinggir jalan suka menggunakan minyak goreng bekas, biasanya dari rumah-rumah makan besar yang dikumpulkan oleh agen khusus di pasar.
Memang sih, ada yang pinter menjernihkan dahulu minyak bekas itu, misalnya dengan menaburkan tepung beras untuk mengikat endapan di minyak bekas. Tapi, tetap saja judulnya minyak bekas. Padahal, minyak goreng sebaiknya tidak digunakan sampai tiga kali, karena akan membentuk ikatan asam lemak jenuh dan lemak trans yang berbahaya buat jantung dan pembuluh darah.

3.Kebersihan:
Biasanya gorengan dijual di pinggir jalan yang ramai, atau tempat-tempat keramaian lainnya. Biasanya juga makanannya tidak ditempatkan dalam wadah tertutup. Kebayang dong debu dan asap kendaraan atau kotoran lainnya nempel di makanan berminyak tersebut.

4.Pembungkus (kantong):
Kalau kita beli gorengan, wadahnya hanya ada dua pilihan: kantong kertas dan kantong plastik. Kantong kertas yang biasa dipakai biasanya adalah kertas bekas fotokopian atau barang cetakan lainnya. Seperti kita tahu, tinta fotokopi atau tinta cetak mengandung logam berat yang berbahaya. Kalau ketemu minyak, bisa ikut masuk ke dalam tubuh kita. Sedangkan kalau pakai kantong kresek, pada umumnya adalah kantong kresek hitam atau berwarna lainnya yang terbuat dari plastik daur ulang. Ini sama bahayanya dengan kertas bekas.

5.Trik-trik berbahaya:
Beberapa hari lalu di tim Reportase MetroTV menginvestigasi trik berbahaya tukang gorengan: melarutkan –yup, melarutkan—kantong kresek ke dalam minyak panas. Tujuannya supaya makanan yang dibuatnya awet renyah! Jadi, kalau gorengan yang kita beli sampai berjam-jam masih crispy, kita malah patut curiga. Waaaah… ini sungguh keterlaluan! Jadi, kita makan gorengan berlabur plastik meskipun tidak kelihatan. Apa jadinya tubuh kita?(Berita)

Foto-foto Insiden Menyedihkan dari Berbagai Daerah

September 2001
The 9/11 Attack Abu Ghraib:
abu ghraib
An Afghan Refugee Child Hides From a Dust Storm
An Afghan refugee child hides from a dust storm
Bhopal India – Methyl Isocyanate Spill
Bhopal India
Biafra
biafra
Boston Fire
boston fire
Buchenwald Camp
Buchenwald camp
Burial Of an Unknown Child
burial of an unknown child
Burning Monk
burning monk
Bushmeat
Bushmeat
Execution Of a Viet Cong Guerrilla
execution of a viet cong guerrilla
Hector Pieterson
Hector Pieterson
.
Last Jew Of Vinnitsa
last jew of vinnitsa
Lynching Of Young Blacks
lynching of young blacks
Nagasaki Hiroshima Masroon Clouds
nagasaki hiroshima masroon clouds
Napalm Girl
napalm girl
Nile Perch in Lake
Nile Perch in Lake
Nilgunyalcin Child Vulture
nilgunyalcin child vulture

18 Cara Mengusir Hantu dari Berbagai Belahan Dunia

 Berikut adalah cara-cara mengusir hantu dari berbagai negara:

1.Tapal Kuda
Mungkin yang paling terkenal dari pesona ini adalah tapal kuda. Dipercaya untuk mengusir penyihir dari memasuki rumah Anda, serta membawa keberuntungan bagi semua orang yang lewat, tapal kuda harus tergantung di atas pintu depanAnda dan dapat berupa dipakukan menghadap ke atas atau bawah. Keyakinanberasal dari cerita rakyat Inggris abad ke-16 dan sepatu kuda terus menyapa pengunjung ke rumah-rumah di seluruh dunia.
2. Cermin Ba Gua
Cermin Ba Gua, yang berasal dari Cina, adalah simbol populer di Feng shui.Dengan menempatkan di pintu masuk ke pintu utama Anda, Anda akan menyambut harmoni dan menciptakan nasib baik bagi semua orang yang masuk.
Selain itu, cermin Ba Gua juga pesona untuk melawan Qi negatif yang bersifat rohani, seperti entitas jahat – sehingga mereka tidak dapat masuk rumah Anda.
3. Kelapa Sawit
Di Filipina, ada Kelapa sawit, sekelompok daun palem hias yang dijual dalam Minggu Palma, yang menandai awal minggu Kudus. Ini diberkati oleh imam Katolik dan digantung di pintu. Mereka diyakini sebagai jimat untuk menangkal kejahatan.
4. Wind chimes
Wind chimes dipercaya untuk menakut-nakuti roh-roh jahat. Plus, benda ini mempunyai suara yang indah!
Lonceng angin modern memiliki asal usul dalam lonceng angin India, yang kemudian diperkenalkan ke Cina, di mana mereka akhirnya digunakan untuk melindungi rumah. Lonceng angin Jepang kaca dikenal sebagai furin diperkirakan membawa keberuntungan juga.
5. Mezuzah
Menurut Kabbalah (mistisisme Yahudi), mezuzah menyangkal akses jahat dan merusak mereka masuk ke rumah, dan mereka yang memasang sebuah mezuzah dilindungi sepanjang waktu.
Mezuzah adalah sepotong perkamen yang mengandung ayat-ayat bahasa Ibranidan doa, dan ini yang digulung, disimpan ke dalam kasus yang indah danmelekat diagonal kepada kusen pintu.
6. Nazar/Tanda mata
Tanda Mata, juga dikenal sebagai batu mata jahat, adalah sebuah jimat Yunani / Turki digunakan untuk menangkal dari “kejahatan-mata”, yang dikenal dalam budaya Mediterania sebagai “Mal de ojo”.
Biasanya terbuat dari kaca berwarna, Nazar akan melindungi rumah Anda dari nasib buruk.
7. Rowan
Dalam beberapa kepercayaan orang Celtic, salib yang terbuat dari cabang-cabang pohon Rowan dan diikat dengan benang merah digunakan sebagai pelindung pesona di atas pintu rumah. Seperti yang tercantum dalam sajak lama: “pohonRowan, benang merah, memegang penyihir semua dalam ketakutan.”
8. Ofuda
Melindungi keluarga dari penyakit adalah kekuatan ofuda, sebuah jimat yang berasal dari Jepang dan kepercayaan Shinto. Ini biasanya dihiasi kertas, kayu,kain atau logam yang melekat ke pintu.
9. Arrowheads
Mata panah atas pintu depan Anda dipercaya untuk mencegah pencuri darimasuk ke rumah Anda.
10. Wishbone
Bagi mereka yang mencari cinta, wishbone dipaku di atas pintu depan Anda selama Hari Tahun Baru akan membawa kekasih baru ke dalam hidup Anda, tetapi Anda harus bernyanyi “Sayang, datang ke sini!” tiga kali!
11. Batang kayu manis
Sebuah objek yang lebih sehari-hari seperti batang kayu manis diikat di atas pintu juga akan melindungi rumah Anda. Dulu, ini digunakan oleh Mesir untuk membuat suatu daerah kudus/Suci, dan oleh Cina untuk memurnikan candi.
12. Seruling bambu
Kepercayaan lain Feng Shui untuk mengamankan rumah anda dari setiap getaran yang buruk adalah untuk menggantung suling bambu di pintu depan. Seruling bambu juga merupakan simbol kekuatan dan dukungan.
13. Mahakala
Mahakala dianggap dalam Buddhisme Tibet sebagai pelindung Dharma. Direpresentasikan dalam berbagai bentuk, Mahakala dapat memiliki satu wajah dengan satu lengan dua atau enam, atau delapan wajah dengan 16senjata. Dia adalah pembela hukum dan dengan demikian ditempatkan di pintumasuk kuil-kuil Buddha
14. Karangan Bunga Rosemary
Karangan bunga yang dibuat rosemary segar diikat dengan benang hijau juga akan melindungi rumah Anda. Sebagai perlindungan tambahan, masukkan bunga-bunga ini: snapdragons, cyclamen, bunga bawang putih, marigold, anyeliratau mawar dalam interval tiga, tujuh atau sembilan. Menggantungnya di pintu dan bahkan dapat menikmati aroma!
15 Penggaris Koin Emperors
Ingin membanggakan kekayaan Anda? Menggantung 6 Coin Kaisar ‘Penguasa di atas pintu depan Anda untuk melambangkan kesuksesan dalam bisnis Anda.
16. Hamsa
Sebuah Hamsa, atau Tangan Fatima (hand of Fatima), adalah sebuah jimat berbentuk kelapa dengan simbol mata di tengah.
Dalam bahasa Arab dan budaya Berber, ini diyakini untuk mengusir mata jahat.
Mungkin tergantung di pintu atau dinding, dan sebagian besar saat ini telah menjadi daya tarik yang populer untuk kalung Anda.
17. Pintu Dewa
Sekarang … Pintu dewa ! Ini adalah kain dekoratif Cina ditempatkan pada setiap sisi dari pintu masuk ke rumah, kuil atau bisnis yang dipercaya untuk menjaga roh-roh jahat masuk. Mereka selalu datang berpasangan dan harus ditempatkan saling berhadapan. Para dewa pintu sebenarnya potret dari dua jenderal, Qin dan Yuchi Jingde Shubao, yang hidup pada masa Kaisar TangTaizong.
Kaisar menghormati mereka berdua dengan menempatkan gambar mereka dipintu depan rumahnya. Jenderal ini selalu waspada juga berpikir untuk menarik keberuntungan dan menangkis roh-roh jahat.
18. Bawang Putih
Dan kemudian ada bawang putih. Ini mungkin menjadi perlindungan paling umum tergantung di pintu di berbagai belahan dunia, untuk perlindungan terhadap makhluk mitos bahkan dikenal di lokasi yang paling terpencil di planet:vampir. Bawang putih repels vampir; semua orang tahu itu!
Karena bawang putih perkasa ditemukan mana saja kapan saja, itu adalahpesona paling mudah dapat Anda temukan. Jadi menggantung beberapa saat di pintu depan Anda.

Microsoft Siapkan Windows TV


Cepat atau lambat komputer dan internet terintegrasi ke TV akan makin populer di era digital saat ini. Raksasa peranti lunak Microsoft pun dikabarkan tak mau ketinggalan start untuk masuk ke area bisnis tersebut.
Jelang pameran elektronika terakbar Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, 6-9 Januari 2011, tersiar kabar bahwa Microsoft akan meluncurkan Windows TV. Situs web Seattle Times, Selasa (4/1/2011), melaporkan perangkat berupa set top box yang dilengkapi peranti lunak buatan Microsoft untuk mengakses layanan televisi internet akan dijual seharga 200 dollar AS.
Dilaporkan bahwa peranti lunak yang digunakan adalah versi Windows untuk embedded device yang menjalankan aplikasi Windows Media Center. Perangkat tersebut dilengkapi remote control dan kemampuan mengakses layanan streaming via internet.
Sebelumnya, Microsoft baru menggarap layanan streaming video lewat XBox 360. Kehadiran set top box khusus untuk akses video internet bakal memperketat persaingan dengan Apple yang sudah lebih dulu menyediakan Apple TV dan Google yang berencana merilis perangkat Google TV dengan menggandeng Logitech dan Sony.(BeritaUnik)