Kebanyak dari wanita menginginkan tubuh yang porposional. Tidak heran jika mereka melakukan diet mati-matian demi menjaga penampilan.
Tapi tidak dengan Donna Simpson. Wanita yang berbobot 273 kg, justru bertekad menambah berat badannya hingga dua kali lipat. Targetnya adalah memiliki berat badan 450 kg!
Wanita berusia 42 tahun ini mematok target dapat bertambah gemuk dalam dua tahun mendatang. Jika "cita-citanya" terwujud, maka dia akan menjadi wanita paling gemuk sedunia.
Kendati anaknya menentang ide gila sang ibu, namun suaminya sangat mendukung. Bahkan, suaminya yang dikenalnya melalui situs kencan wanita big size ini, akan terus mendukung Simpson untuk makan dalam porsi besar.
"Saya pikir dia akan suka kalau aku lebih gemuk. Dia benar-benar mendukung saya," ucapnya. Sekadar diketahui, suaminya hanya memiliki berat 68 kg.
"Makanan favorit saya sushi. Tapi tidak seperti orang lain. Saya bisa memakan 70 posri besar sushi," katanya kepada Daily Mail, seperti dikutip Senin (15/3/2010). "Saya sangat suka kue dan makanan yang manis-manis. Donat adalah favorit saya," imbuhnya.
Lantas, apa yang menjadi motivasi dirinya untuk menggemukan badan dalam ukuran yang tak wajar itu?
Ternyata, wanita berukuran XXXXXXL ini berharap bisa mendulang kesuksesan, setelah menyabet gelar "Ibu Tergemuk" versi The Guinness World Record pada 2007 silam.
"Aku ingin mendapat 1.000 poundsterling. Ini mungkin sangat sulit," jelas dia.
Demi mencapai tujuannya, Donna membutuhkan asupan 12 ribu kalori per hari. Jumlah ini 600 persen dari jumlah rata-rata kebutuhan.
Dana yang dibutuhkan sebesar USD750 dalam satu minggu. Biaya makan Simpson disponsori dari sebuah komunitas situs. Komunitas itu juga akan ikut mengawasi makan-makanan cepat saja (fast food) yang dimakannya.
Sekadar diketahui, masalah berat badan Donna berawal dan perlakuan ibunya yang selalu memberikan makanan porsi besar, serta obat penggemuk. Pada saat Simpson berusia sembilan tahun, beratnya sudah mencapai 87 kg. Saat dia operasi caesar melahirkan putri tunggalnya, dibutuhkan 30 tenaga medis untuk menanganinya.(Daily Mail)