Cara Daftar di CO.CC

Ternyata oh ternyata .co.cc benar-benar gratis tis... tis... Mau coba domain gratisan dari co.cc? Mari saya tunjukan caranya

~ Kunjungi ^co.cc^
~ Di kotak yang tersedia atau bisa cek disini
isi alamat yang anda inginkan. Contoh : rho3dal kemudian klik Check Availability

~ Kalau tersedia ada pesan Available
~ Kalau sudah ada yang pakai, gunakan nama lain
~ klik Continue to Registration
~ Klik lagi ^Create an Account Now^ di bagian paling bawah
~ Isi data lengkap anda setelah itu kasih tanda centang pada I accept the terms of service
~ Klik lagi aja Create an Account now
~ Jika berhasil, kemudian klik Setup
~ Anda akan masuk ke halaman manage domain
~ klik pada opsi Zone Record atur setingannya seperti berikut :
Host > Masukkan nama domain yang anda daftarkan contoh www.namadomainanda.co.cc
TTL > 1D
Type > CNAME
Value > ghs.google.com
Kemudian klik Setup
Selamat domain anda telah tercipta

Resensi Album "Keseimbangan" Iwan Fals (2010)


Saya tidak bisa banyak berkata-kata setelah mendengar lagu-lagu dalam CD album terbaru Iwan Fals Keseimbangan yang launching pada 20 Februari 2010 di rumahnya desa Leuwinanggung Depok. Beberapa kali memutar dua belas lagu yang ada saya cukup berkomentar bahwa album ini kaya dengan musik. Tentu saja tetap diimbangi dengan materi lagu yang berkualitas dengan lirik-lirik yang sebagian kritis, namun lebih didominasi dengan lagu-lagu yang memberi pesan untuk kelestarian alam.

Album Keseimbangan ini sebenarnya memuat sepuluh lagu 'lama' dan dua lagu baru. Lagu lama yang saya maksud adalah lagu-lagu uncommercial Iwan Fals yang rekaman livenya banyak dimiliki penggemar. Namun lagu-lagu itu semua dikemas dalam racikan baru, fresh, clingg.. Dua lagu baru yang tidak pernah saya dengar sebelumnya adalah lagu Ya Allah Kami dan lagu berjudul unik, ^O^ yang disini mbak Yos (istri Iwan) ikut menjadi backing vocal.

Pada paragraf awal saya katakan album ini kaya dengan musik, mungkin karena ada Totok Tewel sebagai lead guitar yang membuat musiknya terasa berbingkai rock?. Namun tentu saja semua pemain band berperan besar dalam hidupnya lagu-lagu dalam album ini yaitu mas Heirrie (bass - yang juga melakukan mixing), mas Edi (keyboard) serta mas Deni (drum). Tapi aah.. saya bukan pengamat musik, hanya penikmat biasa saja yang cuma bisa mengatakan sebuah lagu enak atau tidak berdasar selera pribadi dan kadar sensitif gendang telinga saya.

Yaaaah, daripada berpanjang lebar.. ngomong ini dan itu yang kalau ndak sengaja salah ketik bisa-bisa menyinggung perasaan beberapa orang (hehehe)... lebih baik dengarkan sendiri lagu-lagu di album Keseimbangan ini, dan sampaikan atau simpan komentarmu.

Perhatian: dibawah ini rekomendasi saya PRIBADI lho ya, bukan titipan atau atas nama Iwan Fals, Tiga Rambu, manajemen atau tukang parkir di pasar hehe, lha wong saya ndak ada sangkut pautnya dengan mereka. Saya cuma penggemar biasa boss.. penggemar yang menikmati musik berkualitas dan lirik lagu yang inspiratif.. hehe..

Rekomendasi saya pribadi tentang album ini... Silahkan dibeli, lumayan bagus dan ndak begitu mengecewakan (itupun kalau punya uang, kalau belum ada uangnya, jangan nyolong.. dosa! mending pinjem kaset/cd punya temen). Album ini recomended untuk didengarkan dirumah, dimobil atau bahkan di warung-warung. Juga sangat recomended dimiliki untuk langsung disimpan tanpa dibuka plastik segelnya sebagai koleksi. Mengapa? karena desain cover album ini keren. Konsep cover yang belum pernah ada pada album-album Iwan Fals sebelumnya.

Tapi untuk sekarang album ini tidak dijual di toko kaset/cd. Album ini cuma bisa dibeli di kantor PT.Tiga Rambu yaitu di Leuwinanggung (rumah Iwan Fals), atau beli secara online melalui situs resmi Iwan Fals (iwanfals.co.id). Kenapa begitu? Karena Iwan Fals sekarang memilih jalur indie untuk distribusi album terbarunya. Iwan Fals mempunyai label sendiri yaitu Fals Record.

Musik bagus.. asik.. ajiiib, lirik oke, cover keren..... Benar-benar seimbang.... (meski kata beberapa kawan harganya ndak seimbang dengan kantong mereka :P)

Ini dia list lagu dalam album Iwan Fals KESEIMBANGAN

1. Suhu (lirik Subur Raharja)
2. Ya Allah Kami
3. Hutanku (lirik MS Kaban)
4. Pohon Untuk Kehidupan (lirik Muh. Ma'mun)
5. Tanam Siram Tanam
6. Ayolah Mulai
7. Aku Menyayangimu (lirik KH Mustofa Bisri)
8. ^O^
9. Sepak Bola
10. Kuda Coklatku
11. Jendral Tua
12. Malahayati (Lirik Endang Murdopo)

Fenomena Anti SKJ ‘94

SKJ ‘94, band indie asal Jogja yang mengusung genre disco electro sporty pop, kini menjadi fenomena musik indie di kota gudeg ini. Bagaimana tidak, atribut‑atribut anti SKJ ‘94 berupa kaos dan stiker semakin marak beredar di kalangan muda di Jogja.
Ditemui selepas manggung di Auditorium STIM AMP YKPN, Jogja, pekan lalu, SKJ ‘94 tak menampik kecemasan dalam benak mereka. “Mau bilang santai, tapi anak‑anak juga bilang muka gue ga santai,” ucap Rangga. Atribut anti SKJ ‘94 muncul di berbagai penjuru kota. Biasanya atribut seperti kaos anti SKJ ‘94 digunakan oleh sekelompok muda‑mudi. Tak hanya itu, anti SKJ ‘94 juga muncul lewat stiker‑stiker di berbagai tempat atau tertempel di helm dan kendaraan bermotor.
Menghadapi hal tersebut, SKJ ‘94 tidak sendirian. Menurut pengakuan personel SKJ ‘94, mereka terus mendapat dukungan dari band‑band indie lain seperti Jenny, dan The Super Mario Bross, yang notabene berbeda genre. “Mereka terus support kami untuk terus berkarya,” tandas sang vokalis. Dalam menghadapi celaan yang kerap muncul, SKJ ‘94 mencoba belajar dari pengalaman band‑band besar seperti U2, Limp Bizkit, dan Sex Pistol yang juga mendapat celaan di masa mereka merajut karir. Bagi SKJ ‘94, pro dan kontra adalah hal yang wajar, asal tidak menjurus ke anarkisme.
“Kalo ada orang nggak suka itu wajar. Tapi kalau sudah sampai bertindak anarkis, itu udah kelewatan. Anarkisme itu menjurus ke pengkotak‑kotakan musik. Orang yang masih mengkotak‑kotakan musik ga akan pernah berkembang,” tegas Rangga.
Menyinggung album kedua SKJ ‘94, Rangga mengungkapkan bahwa album ini sudah digarap mencapai 60 persen. “Di album kedua ini, SKJ ‘94 akan mencoba untuk merambah industri musik nasional. Distribusinya akan diperluas ke kota‑kota besar di Indonesia,” sebut vokalis yang berasal dari Jakarta ini.

Mencari Titik Temu Mengapa Fuck SKJ ‘94?

Sampai sekarang masih banyak pertanyaan mengenai penyebab adanya kelompok fuck skj ‘94 atau anti skj ‘94. Pemicu atau pokok masalah dari awal keberadaan kelompok fuck SKJ ‘94 ini juga masih simpang siur. Bahkan menimbulkan gosip-gosip baru akan awal mula keberadaan fuck SKJ ‘94.
Ada yang ngomong karena dendam lama, ada juga yang ngomong personilnya sombong-sombong, ada lagi musiknya nggak baguslah, cuma muter musik doanglah, personilnya nggak tau musiklah, inilah, itulah… masih banyak lagi tentang fuck SKJ ‘94 ini. Sampai-sampai diisukan bahwa kelompok ini dari komunitas band lain sesama band indie dari Jogja. Anehnya lagi juga ada yang mengisukan kalau kelompok ini dari band lain yang sama jenis musiknya. Bukankah ini merupakan sikap yang justru mencoreng bendera musik indie Jogja. Atau mungkin sekarang komunitas musik dan band-band di Jogja sudah berubah menjadi gangster, saya sendiri tidak tahu dan sangat tidak setuju.
Beberapa waktu lalu saya juga membaca tulisan di sebuah blog (Super Mandra Bross) yang mengatakan pada pembenci SKJ’94 yang sok sokan bilang fuck. Penulis di blog tersebut juga tidak suka skj’94. Kemudian malah terinspirasi juga untuk membuat stiker bertuliskan “Fuck Who Fuck”.
Berikut kutipannya:
“Setelah itu ya langsung saja dijual ke teman-teman sekolah, ada beberapa yang tertarik dan membeli. Penilaian mereka tentang stiker ini ya what a great idea. Dan saya tekankan kepada para pembeli yang tidak jelas dengan makna stiker ini bahwa ini tidak membela SKJ’94! ini hanya ungkapan pada pembenci SKJ’94 yang sok sokan bilang fuck (terdengar kampungan). Secara pribadi saya juga tidak suka skj’94, pernah sih kecanduan disko macam seperti itu tapi lama lama juga bosan. Tapi ayolah hargai karya anak negri. Kalaupun tidak suka kenapa harus muncul kebencian? fuck? hate?
Yang lebih terlihat kampungan lagi ketika saya mendengar cerita dari teman yang membeli stiker ini dan menempelkan pada helm. Katanya dia dicegat oleh fucker skj’94 di jalan, ditantangin gitu ya intinya fuckernya tu gak terima ada stiker fuck who fuck. Kalau gak terima kenapa harus pake cara nyegat, nantangin gitu? bukankah itu luapan yang norak. Haha mbok biasa wae, kreatif kok dilarang.” (Sumber: Super Mandra Bross).
Saya sempat googling juga, dan menemukan adanya seseorang yang memprofokasi untuk mengikuti gerakan anti SKJ ‘94. Saya temukan dari komentar sebuah blog reggae dengan id cah_q****@yahoo.com. Berikut kutipanya:
“Wo Yö.. reggae manìa khusus ny ank2 jogjaand sekitarnya fuck skj.
N’ i hate skj yours dead kuingin kau mti saja Spt lagu souljah.
Dan ank2 reggae jogja, mari kembali lg ke lantai dansa.Shaggy dog oke
dan salut kpd reggae tanah air kita maas Boni bon bon Boni .Wo yo dh dolo y
hdp genkstarasta.” (Sumber: blog reggae bataviase)
Bukankah juga provokasi seperti di atas justru akan mencoreng nama reggae sendiri.
Kalau saya boleh berpendapat, mungkin semua itu hanyalah sikap ketidakdewasaan. Sebagian besar kelompok ini adalah kalangan pelajar. Kaum pelajar sendiri masih bisa dikatakan proses pendewasaan dan masih identik dengan kenakalan remaja. Saya juga sependapat dg (Super Mandra Bross), ngapain harus muncul kebencian jika tidak suka. Yang ada hanya membuat terjadinya tindakan racism. Ayo kita hargai semua musik karya anak negeri kita pada umumnya dan musik Jogja khususnya agar semakin maju.

"Superman Is Dead" , Pionir Punk Rock dari Indonesia

Superman Is Dead (disingkat SID) adalah sebuah grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer.
Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti Green Day dan NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.
Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.
Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk diamond clash Budi Sartika yg biasa dipanggil Bobby Kool yang ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuzt. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Hari berganti hari datanglah personil baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Eka menjadi resmi sebagai personil SID. Dulu nama bandnya bukan Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Kemudian karena nama Superman Is Silver Gun kurang cocok bergantilah menjadi Superman Is Dead atau SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.
Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik.

The Hangover Decade

Album yang dirilis tahun 2004 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, dan Bad bad bad.

Black Market Love

Album ketiga ini terkesan lebih dewasa, dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.

Angels & the Outsiders

Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.

Diskografi

Sony-BMG Music Entertainment Indonesia

Rilisan Sendiri

Kompilasi

Seribu Hari Psikedelik (Pengaruh Narkoba) The Beatles

SELAMA lima tahun paruh terakhir dekade 1960, musik The Beatles bagi sebagian besar penggemarnya, sudah terlalu maju dibandingkan grup-grup lainnya. Musikalitas mereka begitu cocok dengan semangat zaman waktu itu sehingga bagi para pendengarnya mereka-John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr-sudah mirip bagaikan dewa-dewa yang turun dari langit.
Padahal, pengaruh The Beatles sebetulnya tidak terlalu mengakibatkan perubahan-perubahan sosial dan psikologis. Namun, mereka dengan jeli mampu menangkap gagasan-gagasan tertentu, sebelum dilakukan oleh para pesaingnya, pada saat gagasan-gagasan itu masih dalam tahap formatif di kalangan elite waktu itu. Apalagi, jutaan keping piringan hitam (PH) mereka yang terjual, menjadi bukti bahwa The Beatles seakan-akan menjadi sumber pengkayaan kehidupan pop culture saat itu.
Salah satu contohnya adalah ketertarikan The Beatles pada musik dan agama India-Hindu, yang pada tahun 1965 hanya menjadi obyek menarik hanya bagi kalangan kecil masyarakat. Perjalanan The Beatles mendalami Hindu di Risikesh (India), menjadi pemicu bagi kebangkitan spiritual generasi muda di akhir 1960-an. Eksperimentasi musik yang terekam bagus melalui lagu Revolution 9, misalnya, menjadi rujukan penting bagi para pemusik rock progresif.
The Beatles memang bukan pencipta fenomena Summer of Love tahun 1967, namun mereka sudah lebih dulu merekayasa sebuah kontra-kultur melalui album Revolver. Lagu-lagu seperti Tomorrow Never Knows dan A Day In The Life dalam album Sgt Pepper's Lonely Hearts Club Band bukan cuma dianggap sukses sebagai album konsep yang psikedelik. Namun, artistik album itu sendiri, pakaian yang mereka kenakan, dan model rambut mereka, menjadi rujukan untuk hidup bergaya psikedelik.
The Beatles juga menjadi grup musik pertama yang habis-habisan memanfaatkan pengaruh penggunaan LSD (sejenis narkoba) dalam produksi album Sgt Pepper's. Dan, sebelum itu, berkat jasa Bob Dylan di New York tahun 1964, mariyuana juga berperan besar dalam pembuatan film dan album Help. Namun, pengaruh mariyuana tidaklah terlalu tampak dari album tersebut karena masih besarnya tekanan komersial terhadap mereka untuk memperpanjang fenomena Beatlemania yang sangat menguntungkan.
Adalah Lennon dan Harrison yang pertama kali mencoba LSD pada tahun 1965, diikuti McCartney dan Starr tak lama kemudian. McCartney mengakui, lagu Day Tripper bertutur tentang asyiknya mabuk narkoba. Lennon juga tidak mau ketinggalan ketika menciptakan lagu The Word enam bulan kemudian. Bagi Harrison dan Starr (dengan bantuan ahli studio rekaman Geoff Emerick), "perjalanan ke surga" itu dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk eksplorasi suara instrumen musik masing-masing.
McCartney merupakan anggota garda depan The Beatles, yang memperkaya khazanah pengetahuan musiknya melalui pergaulannya dengan berbagai aktivitas kesenian, yang ditampilkan kelompok artis underground. McCartney merupakan pengunjung tetap pertunjukkan musik improvisasi bebas AMM, yang diadakan oleh Cornelis Cardew, profesor komposisi di Royal College Of Music di London. Dia juga rajin menonton konser The Soft Machine dan Pink Floyd di UFO Club, dan membantu penerbitan harian underground pertama, International Times.
Sementara Lennon, sekalipun ikut mendalami acara-acara underground tersebut, seperti 14-Hours Of Technicolour Dream, lebih skeptis menyambut kedatangan era psikedelik setelah membaca tuntas buku The Psychedelic Experience karya Timothy Leary dan Richard Alpert. Ia lebih konsentrasi kepada musiknya, ketimbang mengikuti jejak Harrison memperdalam agama Hindu, misalnya. Meskipun tidak perlu kerja keras karena terlalu dalam terjebak dengan LSD, Lennon masih tetap menjadi musikus yang genius ketika menulis nomor-nomor seperti Strawberry Fields Forever atau Lucy In The Sky With Diamond.

***

SEDANGKAN Harrison pada periode Sgt Pepper's sudah meninggalkan narkoba, dan menggantikannya dengan meditasi. Karyanya, Within You Without You, dalam album Sgt Peppers's, merupakan pencapaian yang istimewa bagi seorang Harrison yang baru sekitar 18 bulan mempelajari musik klasik India. Tema mengenai karma dalam agama Hindu, yang menjadi gagasan sentral dalam upayanya meninggalkan kultur psikedelik yang destruktif, tertuang pula dalam karya Harrison selanjutnya, seperti Blue Jay Way dan Long Long Long.
Era psikedelik The Beatles dimulai sejak Tomorrow Never Knows, dan berakhir pada saat Lennon memproduksi Across The Universe tahun 1968. Keempat anggota The Beatles mengakui secara terbuka bahwa proses kreatif pembuatan Revolver merupakan sebuah sound baru yang amat berbeda dibandingkan album-album sebelumnya. Ini merupakan album pertama mereka yang menjadi sebuah kesatuan artistik, bukan lagi sekadar kumpulan dari lagu-lagu dari beragam ciri dan suasana.
"Mereka meminta kami melanggar semua aturan main dalam proses rekaman," ungkap Emerick, yang waktu itu masih berusia 20 tahun. "Ketika memproduksi Revolver, kami diminta memproduksi agar setiap instrumen menghasilkan suara yang lain. Gitar jangan berbunyi seperti gitar, piano juga begitu. Banyak hal yang kami coba, dan memang hasilnya sangat berbeda. Metode itu dipakai terus di studio (Abbey Road) bertahun-tahun kemudian," lanjut Emerick.
Berhubung begitu banyaknya "manipulasi suara" yang dilakukan di studio, nyaris semua nomor dalam Revolver tidak bisa dimainkan saat konser. Inilah salah satu faktor mengapa The Beatles kemudian berhenti konser (yang terakhir 28 Agustus 1966 di San Francisco, AS), dan menjadi band studio sampai bubar. Namun, eksperimentasi yang dilakukan Lennon dan kawan-kawan, semakin paripurna saat The Beatles meluncurkan album Sgt Pepper's.
Tidak seperti album-album sebelumnya yang selesai dalam hitungan beberapa minggu saja, proses pembuatan Sgt Pepper's membutuhkan waktu empat bulan. Mereka bekerja keras, dan otomatis memerlukan begitu banyak LSD agar bisa kuat bertahan berjam-jam setiap harinya di studio. Nuansa psikedelik album ini sangat terasa kental, dan menyentuh berbagai tema fantasi serta bersifat nostalgia.
Album Sgt Pepper's bukanlah merupakan eksperimentasi The Beatles yang terakhir karena masih ada Magical Mystery Tour, proyek film dan album yang praktis nyaris gagal. The Beatles tentu masih meniru proses rekaman Sgt Pepper's, tercermin dari I Am The Walrus, misalnya. Tetapi, perpecahan antara Lennon dengan McCartney, meninggalnya manajer mereka Brian Epstein, membuat usia The Beatles tampak mendekati akhir.
Dan, memang benar, perpecahan tersebut semakin terkristal saat berlangsungnya proses pembuatan The Beatles, yang dikenal dengan nama White Album. Album ini merupakan kumpulan dari karya solo keempat anggotanya, yang digabungkan menjadi satu tanpa kohesivitas yang ditunjukkan sebelumnya. Perpecahan antara mereka-Starr sempat mengundurkan diri-semakin pelik dengan kehadiran Yoko Ono, dan Linda Eastman, yang masing-masing akhirnya menjadi istri Lennon serta McCartney.
Dalam dekade 1980-an, Lennon dan McCartney masih dibelenggu oleh bermacam aneka narkoba. Starr beberapa kali masuk ke pusat rehabilitasi untuk menyembuhkan penyakit alkoholik. Hanya Harrison saja yang hidup bersih dan produktif, serta semakin aktif menjadi penganut Hindu yang setia sampai dia tutup usia. (bas)

DISKOGRAFI
1. Please Please Me (1963)
2. With The Beatles (1963)
3. A Hard Day's Night (1964)
4. Beatles For Sale (1964)
5. Help! (1965)
6. Rubber Soul (1965)
7. Revolver (1966)
8. Sgt Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967)
9. Magical Mystery Tour (1967)
10. The Beatles (White Album) (1968)
11. Yellow Submarine (1969)
12. Abbey Road (1969)
13. Let It Be (1970)